Peringatan Hari Proklamasi PERMESTA ke-65, Kumontoy: Kami Tak Berontak, Hanya Ingin Mengoreksi Kebijakan Pemerintah Saat Itu
MINAHASA – Peringatan Hari Proklamasi Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA) ke-65 tahun digelar di Kelurahan Tonsaru, Rabu (02/03/2022) digelar secara meriah.
Kegitan yang mempertemukan para pelaku sejarah PERMESTA dan generasi muda Minahasa ini, diketuai oleh Willy Senduk, dengan Sekretaris Rendy Wullur serta Bendahara Royke Korengkeng, dan dihadiri oleh Ketua PERMESTA Minahasa Lefrand Kumontoy, Ketua LVRI Sulut Engelbert Sumanti, Ketua DPP PERMESTA Angelica Tengker, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Minahasa, Drs. Steady Tumbelaka MSi, yang mewakili Pemerintah Daerah.
Ketua PERMESTA Minahasa Lefrand Kumontoy saat ditemui media ini disela-sela perayaan mengatakan bahwa diproklamasikannya PERMESTA pada 2 Maret 1957 lalu di Makasar, adalah untuk mengkoreksi kebijakan dari pemerintah pusat, agar supaya memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh, sebab pada saat itu pemerintah hanya fokus pada pembangunan yang berada di daerah Pulau Jawa saja.
“Kami tidak memberontak, kami hanya mengkoreksi kebijakan pemerintah pusat yang mengabaikan pembangunan di daerah-daerah. Pembangunan waktu itu hanya terpusat di Pulau Jawa saja. Kami tidak keluar dari NKRI dan tetap mengakui Presiden Soekarno sebagai kepala negara,” jelas Kumontoy.
Lanjutnya, oleh karena itu, maka sikap dari perjuangan PERMESTA adalah menuntut agar otonomi daerah diberlakukan dan sistem pemerintahan menyangkut keuangan dimana hasil pendapatan daerah, 70 persennya dikirim ke pusat, sedangkan 30 persen sisanya ditinggal di daerah.
“Kami menuntut agar sistem pembagian keuangan ini dibalik menjadi 70 persen untuk daerah, dan 30 persen dikirim ke pusat, agar pembangunan bisa merata di wilayah Republik Indonesia (RI),” kata pria lawas ini yang mengaku tergabung di Batalyon Togas (BnT) saat perang saudara tersebut.
Pada perayaan Hari Proklamasi PSERMESTA ke-65 tahun ini juga dirangkaikan dengan acara gunting pita pembukaan (soft opening) Museum Permesta dan Perpustakaan Wale ne Tona’as Toudano, yang berisikan dokumen dan foto sejarah PERMESTA.
Diakhir acara, juga digelar Seminar yang bertajuk “Permesta dan Mau kemana Generasi Muda Minahasa saat ini” yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting secara terbuka, yang diikuti oleh peserta dari Melbourne Australia, New Hampshire Amerika, Amsterdam Belanda, Tokyo Jepang, Jakarta, Manado dan Tondano.
Kegiatan Peringatan Hari Proklamasi PERMESTA ke-65 ini diakhiri dengan ucapan terima kasih dari Sekretaris Panitia Rendy Wullur dan Doa penutup oleh Pdt. Renata Toconuwu S.Th.
(Jefry Kandouw)