Nusantarakan Kolintang Goes To UNESCO, Lodewyk Pusung : Warisan Budaya Nasional Pemersatu Bangsa
Foto : Pembina sanggar Limeka dan Winetin Mayjen TNI (Purn) Lodewyk Pusung
VIRALBERITA.NET — Musik Kolintang adalah alat musik asal Minahasa Sulawesi utara adalah warisan budaya tak benda yang telah mendapat pengakuan Nasional pada 16 Desember 2013. Saat ini musik Kolintang telah mulai terorganisir hampir diseluruh Indonesia bahkan ke luar negeri, dan saat ini dipergunakan secara rutin di lingkungan pemerintah, swasta, sekolah maupun kelompok.
Pembina sanggar Limeka dan Winetin Mayjen TNI (Purn) Lodewyk Pusung mengatakan, Persatuan Insan Kolintang Indonesia (PINKAN) Indonesia tak perna berhenti melakukan terobosan untuk mendorong kemajuan alat musik Kolintang asal Minahasa ini.
“Bersama sanggar Limeka dan PINKAN Indonesia gelar lomba virtual kolintang bermasmur ada 45 negara menyukai kolintang. Dan pada tahun 2021 pingkan dan limeka lomba virtual pingkan bersholawat karena kami ingin menusantarakan kolintang. Yang hadir 15 provinsi. Suatu prestasi menuju nusantara. Sebab, salah satu syarat Kolintang go to UNESCO adalah sebaran kolintang di daerahnya,” ucap Pusung saat press confrence bersama media, jumat 11 Maret 2022.
Ditegaskan Pusung, musik Kolintang adalah seni budaya nasional milik semua golongan, pemersatu bangsa. Alat musik dari kayu yang mengeluarkan bunyi indah yang bisa digunakan semua elemen masyarakat yang harus dinusantarakan dan perlu diakui dunia (go to UNESCO).
“Yang menjadi kendala selama ini, karena kolintang diidentikan dengan musik orang kristen. Kolintang adalah alat musik budaya Indonesia yang telah diakui secara resmi. Ini penting, kegiatan PINKAN dengan Sanggar Limeka menusantarakan kolintang untuk memenuhi syarat go ke unesco,” pungkasnya.
Menurut Pusung, saat ini adalah peluang besar bagi kita karena Kolintang masuk Nominasi untuk go to UNESCO. “Mari kita bersatu memajukan kolintang agar lolos go tu uneaco diakui dunia,” tegasnya.
Sebelumnya, Pakar budayawan Indonesia Frangky Raden menyampaikan, laporannya ke Sulawesi utara, dirinya optimis mendaptkan hasil yang baik dan telah menemui tim penyusun mengisi formulir unesco dan foto bukti sebaran Kolintang.
“Jika filipina tidak setuju untuk joint Submission, maka kita akan maju lewat singgel Submission. Sekalipun kita akan bertarung dengan 4 lainnya. Kita berjuang keras agar kolintang bisa masuk, joint submisaion atau singgle nomination. Mereka tidak siap, kita jalan sendiri, kita tetap maju. Perkenalan kolintang tidak diragukan lagi. Kita tetap terus berjalan,” kata Raden Optimis.
Menurut Luddy Wullur, di Minahasa utara Manado International School (MIS) Kolintang sudah masuk kurikulum 2006 sejak kelas SD, SMP dan SMA.
Sementara, menurut budayawan asal Minahasa Lidya Katuuk, sebenarnya naska akademik tidak dibutuhkan saat ini. Kita gol dulu batas tanggal 15 Desember 2022. Yang paling penting pengisian folmulir dan dokumen yang dibutuhkan serta film dokumenter yang paralel dengan naskah akademik, foto terbaik. tapi tim telah menyiapkan semua dan sudah selesai dan lengkap.
” Saya tegaskan point penting, seleksi dan pengisian formulir go to UNESCO sudah sangat lengkap. Kami sudah sesuai proses, prosedur dari Kementrian telah kami penuhi. Mau Single nomination atau Multi nomination, kami sudah siap,” ucapnya.
(Deibby Malongkade)