Sulut

Sosialisasi Tahapan Pemilu 2024 kepada Media di Sulut, KPU Ingatkan Isu SARA Dalam Pemilu Hanya Permainan Politik

TATELI, VIRALBERITA.NET — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi utara (Sulut) sosialisasi tahapan Pemilihan Umum (Pemilu 2024 kepada Media/pers di Sulawesi Utara (Sulut) di Hotel Mercure Tateli Manado, sabtu 8 Oktober 2022.

Dikatakan Plt Ketua KPU Sulut Meidy Tinangon, peran pers sangat penting dalam penyelenggaraan Pemilu. Karena terbukti pada pemilu yang lalu pers sangat membantu meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilu dan meningkatkan partisipasi Pemilih. Substansi bisa berjalan sesuai dengan asasnya langsung umum bebas dan rahasia,  jujur dan adil.

” Melalui peran pers, partisipasi masyarakat itu mensupport hadirnya Pemilu yang Luber dan jernih, “tuturnya.

Kemudian lanjutnya, bagaimana  menggaungkan Pemilu dalam rivalitas wilayah konflik. Harapan KPU, jurnalisme kita mengarah pada jurnalisme perdamaian. Jurnalisme akan menjadi arena integrasi. Kita bersama wujudkan Pemilu diantara kontras dan integrasi bangsa. Kita bekerjasama untuk kebebasan pers tetap berjalan dengan baik tetapi bagaimana pers bisa mensuport menghadirkan pemilu yang menjadi arena berintegrasi bangsa.

Sementara, Komisioner KPU Salman Saelangi memberikan apresiasi dan Terima kasih kepada seluruh pers di Sulut yang telah mengambil bagian mengsukseskan Pemilu  2019 dan 2020 KPU Sulut berhasil mencapai partisipasi pemilih melebihi target. Target 77% yang dicapai sampai 80% sehingga partisipasi tertinggi seluruh Indonesia.

“Teman-teman Media sangat membantu sekali dalam mensosialisasikan melalui pemberitaan-pemberitaan semua tahapan Pemilu dari mulai tahapan sampai selesai sangat kami rasakan. Oleh karena itu, Saya berterimakasih dan memberikan penghargaan sehingga hari ini menjadi unsur yang pertama untuk diundang dalam tahapan sosialisasi Pemilu, “kata Saelangi.

Dalam sosialisasi tahapan Pemilu, Saelangi mengulas tahapan pelaksanaan Pemilu sesuai dalam UU nomor 7 tahun 2017 pasal 167 ayat 6 tahapan penyelenggaraan Pemilu dimulai 20 bulan sebelum hari pemungutan suara dan UU nomor 7 tahun 2017 pasal 167 ayat 8 mengenai rincian tajapan Pemilu.

“Tahapannya hari H pemungutan suara pada 14 Februari 2024. Dan yang paling signifikan pada Pemilu 2024, terpotongnya waktu kampanye dari 210 hari pada tahun 2019, kesepakatan terakhir melalui RDP dan rapat lainnya tersisa 75 hari.
Kampanye dimulai 3 hari setelah ditetapkan Daftar Calon Tetap (DCT). DCT akan ditetapkan kurang lebih 81 hari sebelum hari H, “jelas Komisioner mantan wartawan ini.

Dikatakannya, tantangan pemilu dan pemilihan serentak  Pemilu dan pemilihan secara serentak, maraknya disinformasi, maraknya politik uang, Pandemi covid, politik identitas atau SARA dan Bencana alam.

“Hal-hal tantangan terjadi adanya persaingan politik, kompetisi antar calon  sampai akhirnya terjadi politik uang. Nah, politik uang ini yang sangat sulit dibuktikan karena kurangnya alat bukti yang berdasarkan undang-undang, ” kata dia.

Kemudian Politik identifikasi atau SARA kadang-kadang menjadi senjata politik oleh kontestan apalagi sudah merasa kalah atau pendekatan yang dipakai agar bisa menang, ini menjadi cela untuk dimanfaatkan oleh kontestan.

“Pesan kami, jika isu SARA atau indentitas,  kelompok suku, agama ras muncul dalam pemilu, ingat, ini hanyalah permainan politik. Jika itu hanya muncul saat Pemilu berarti ada permainan disitu, butuh kedewasaan dari masyarakat untuk memilah. Jika tidak dikontrol efek merusaknya dan benturannya luar biasa. Maka hal ini harus terus digaungkan,untuk meredam dan dijinakan”tegas Salman berharap bantuan dari media untuk mencover.

Hadir dalam Sosialisasi ini Kepala bagian teknis Humas dan SDM Charles Worotjitan, Kasub Humas, 100an pimpinan media, pers dan perwakilan organisasi media.

Penulis : Deibby Malongkade

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button