Komisi III DPRD Sulut Gandeng Balai Sungai Dan PUPR Manado Minimalisir Banjir Sungai Mahawu
SULUT – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan Provinsi Sulawesi Utara Gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I, Dinas PUPR Manado dan Dinas Praskim Manado.
Mewaspadai masuk musim penghujan, Komisi III DPRD Sulut panggil Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, Dinas PUPR Manado dan Dinas Praskim Manado.
Mewaspadai masuk musim hujan, Komisi III DPRD Sulut membahas pembuatan Bronjong di Sungai Mahawu Kecamatan Singkil l, Kota Manado, Rabu (18/10/2023).l diruang rapat Komisi III.
Pasalnya, Sungai tersebut setiap tahunnya menjadi penyebab banjir di sepanjang bantaran sungainya.
Selagi masih ada waktu, Komisi III mengambil inisiatif menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebut.
Kepala Balai Sungai I Komang menegaskan telah siap melakukan pembuatan Bronjong di sepanjang Sungai tersebut, namun terkendala dengan adanya beberapa pemilik lahan menolaknya.
“Karena kesepakatan yang dibuat warga sepanjang bantaran sungai ini, lebar Sungai akan di bongkar menjadi 12 meter. Tentu akan ada lahan warga yang akan digerus,” lugasnya.
I Komang menjelaskan, untuk pembebasan lahan bukan kewenangan anggaran Balai Sungai tapi itu tanggungjawab Pemkot Manado.
“Kami sudah sering melakukan rapat koordinasi deng Pemkot Manado mencari solusi agar sungai tersebut segera bisa dipasangkan Bronjong Meminimalisir kemungkinan banjir jika musim penghujan,”ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Manado Jhony Suwu menyatakan, sungai tersebut sudah ada yang dilakukan pembongkaran dan pemasangan Bronjong.
“Warga yang terkena pembongkaran telah dipindahkan ke perumahan di Pandu dan itu sudah dilakukan sejak tahun 2016 di Daerah bantaran sungai Mahawu,”ungkapnya.
Kata Suwu, saat pengerjaan tahun itu mereka belum libatkan balai sungai, peralatan pengerukan saat itu walau sempat ada kendala sedikit.
Anggota komisi III Arthur Kotambunan menegaskan, lokasi tersebut titik lokasi langganan banjir.
“Jika tidak dicarikan solusi cepat, kejadian yang sama akan terjadi lagi. Akan semakin banyak yang merugi, baik pemerintah dan warga,”ucap politisi PDIP ini.
Wakil Ketua Komisi III Stela Runtuwene merasa terbeban dengan situasi warga yang terdampak banjir di sepanjang bantaran sungai Mahawu ini.
“Rasa manangis ja lia, walau bukan dapil saya, tapi setiap terjadi bencana banjir dilokasi ini, saya selalu turun bawah bantuan kepada warga yang terdampak,”lugas Srikandi Nasdem dari Dapil Minsel – Mitra ini.
Penegasanpun juga dilontarkan oleh Yongki Limen yang meminta ada trik jitu instansi yang ada.
“Warga sekitar yang terdampak, setiap kena bencana banjir dibawah Mi Instan, warga tidak butuh itu, tapi solusi agar tidak berulang,”tukas Politisi Golkar ini.
Rapat yang dipimpin oleh Sekertaris Komisi III merekomendasikan Pemerintah Kota (Pemkot) Manado melalui Dinas PUPR Manado dan Dinas Praskim Manado dikoordinasikan Camat Singkil dan Camat Bunaken darat segera menginventarisir rumah yang belum mau ikut kesepakatan.
“Kan kesepakatan Balai Sungai sudah menyatakan lebar Sungai 12 meter, segera lakukan inventarisir dan lakukan pembahasan bersama PUPR dan Praskim Manado mencari solusi, beri pemahaman agar warga mau mendukung pembuatan Bronjong demi kepentingan dan keselamatan orang banyak,”kata politisi PKS ini.
Selain itu, menurut Liputo, juga direkomendasikan agar Balai Sungai dan PUPR Manado lakukan treatmen Tekhnis agar air tidak masuk dalam pemukiman, yang sudah dibongkar.
“Selain itu, Jembatan bailang sampai Tumumpa, balai sungai lakukan perencanaan komperhensif agar meminimalisir kemungkinan banjir,”ucapnya.
Diketahui, Penanganan sungai Mahawu sudah dilakukan pembangunan bronjong di dua titik terpisah.
Dititik pertama panjang pasangan Bronjong 33,5 meter,
dan titik lainnya, Penanganan sungai panjang pasangan Bronjong 181,3 meter.
Yang belum ditangani pemasangan Bronjong hilir jembatan sisi kiri 282 meter namun sudah dilakukan pembongkaran. (*/Olvie)